Bila mengekpresikan cinta sebelum menikah menjadi terbatas karena dilaknat Allah, maka ”ekspresi cinta” setelah menikah justru merupakan kewajiban yang bernilai ibadah.HENDRA merasa bosan menikmati saat-saat berdua dengan istrinya setelah 7 bulan menikah. Sementara Arifin, pada usia perkawinannya yang menginjak 6 bulan, rasa cinta pada istrinya justru begitu menggebu. Padahal dulu ketika menikah, ia tidak merasakan cinta setitik pun pada wanita yang kini menjadi istrinya. Apa pasal?
Menurut Hendra, ia telah puas terlebih dahulu menikmati masa romantis (pacaran) sebelum menikah dengan istrinya. Sementara Arifin, ia baru mengenal istrinya selang beberapa saat menjelang pernikahan. Itu pun melalui proses ta’aruf lewat murabbi-nya. Ia pun baru memutuskan menikah setelah mendapat petunjuk hasil shalat istikharah. Karenanya, Arifin dan istrinya kini sedang menikmati pacaran pasca pernikahan.
***
DALAM mengarungi pelik kehidupan rumah tangga, ”pacaran” bisa menjadi ”oli” yang melancarkan lajunya sebuah keluarga mencapai tujuan. Pacaran di sini diartikan sebagai ”ekspresi cinta” untuk melanggengkan kemesraan dan keromantisan pasutri (pasangan suami istri). Seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, begitu pun sepasang suami istri.
Bila mengekpresikan cinta (baca pacaran) sebelum menikah menjadi terbatas karena dilaknat Allah, maka ”ekspresi cinta” setelah menikah justru merupakan kewajiban yang bernilai ibadah. Dengan hati penuh cinta, diharapkan pasutri akan dapat merasakan kemesraan setiap saat. Sehingga ”ekspresi cinta” dari tahun ke tahun akan bertambah. Karena cinta akan semakin tumbuh dan berkembang bila kita membagi cinta kita kepada pasangan. Apalagi bila didasari keinginan untuk saling memberikan cinta, setia dan taat serta keinginan untuk selalu membahagiakan pasangan hidup kita.
Rasulullah Saw. adalah seorang suami yang sangat romantis kepada istri-istrinya. Bahkan, menurut Rasulullah mulia, menjalin kemesraan antara suami-istri pahalanya sama dengan berjihad di jalan Allah. Lalu, bagaimana mengekspresikan perasaan cinta pada pasangan?
- Tunjukkan pada pasangan kita bahwa kita benar-benar mencintainya dalam setiap tindakan kita, baik saat berbicara, memandang dan bersikap.
- Ungkapkan rasa cinta kita pada pasangan. Kadang pasutri menganggap sikap yang diberikan selama ini sudah cukup menjadi ekspresi cinta, sehingga enggan mengungkapkan rasa cintanya dengan kata-kata.
- Tunjukkan bahwa kita menerima pasangan kita apa adanya.
- Berikan respek positif atas kemesraan yang ditunjukkan pasangan, dalam batas-batas
yang wajar.
Namun demikian, kadang muncul hambatan dalam mengekspresikan cinta, antara lain:
- Merasa sudah tua dan tidak pantas tampil mesra. Padahal ekspresi cinta bukan hanya milik para remaja, tapi milik semua umur.
- Karena belum terbiasa. Pada seseorang yang sedari kecil tidak dibiasakan mengekspresikan perasaannya secara bebas, membuatnya sulit untuk mengekspresikan rasa cintanya pada pasangan.
Maka, perlu kesabaran pada pasangannya untuk membuatnya mampu mengeskpresikan cinta.
Landasi ”eskpresi cinta” ini dengan niat karena Allah, yaitu cinta yang lahir dan tumbuh dari dan karena Allah, bukan karena rekayasa diri (hawa nafsu) kita. Cinta yang membuat pemiliknya semakin dekat pada Allah. Allah-lah yang menumbuhkan dan memberikan cinta. Karenanya, kepada-Nya lah kita meminta cinta ini. http://romantise.blogspot.com
0 Komentar:
Posting Komentar